Pasal 62- Makan untuk Hidup
Allah Menetapkan Keinginan-keinginan dan Selera Makan. Keinginan-keinginan dan selera makan kita yang alamiah itu .. ditetapkan oleh Ilahi, dan pada waktu diberikan kepada manusia, semuanya itu bersih dan suci. Rencana Allah ialah supaya pikiran harus mengatur selera makan, bahwa semuanya itu harus melayani demi kebahagiaan kita. Dan bilamana semuanya itu diatur dan dikendalikan oleh pikiran yang disucikan, semuanya itu merupakan kesucian kepada Tuhan.
Sebuah Bahan Pemikiran Ilahi. Pendidikan bangsa Israel mencakup segala kebiasaan hidup. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kesejahteraan mereka adalah bahan pemikiran Ilahi dan telah tercakup dalam hukum Ilahi. Sekalipun dalam menyediakan makanan mereka, Allah berusaha untuk menyediakan yang terbaik bagi mereka. Manna dengan mana Allah memberi makan mereka di padang belantara adalah sesuatu yang bersifat untuk meningkatkan kekuatan jasmani, pikiran dan akhlak mereka…. Sekalipun adanya kesukaran-kesukaran yang mereka hadapi dalam hidup mereka di padang belantara, tidak ada seorang pun yang bodoh di antara semua suku bangsa mereka.
Dibangun dari Makanan yang Kita Makan. Tubuh kita dibangun dari makanan yang kita makan. Terus-menerus terjadi kerusakan jaringan-jaringan dalam tubuh; setiap gerakan organ tubuh menimbulkan kerusakan, dan kerusakan ini diperbaiki dari makanan kita. Setiap organ tubuh memerlukan bagian makanannya. Otak harus memperoleh bagiannya; tulang-tulang, otot-otot dan saraf menuntut bagian mereka masing-masing. Adalah merupakan suatu proses yang ajaib yang telah mengubah makanan menjadi darah dan menggunakan darah ini untuk membangun berbagai macam bagian tubuh; bahkan proses ini berlangsung terusmenerus, sambil memberikan hidup dan kekuatan kepada setiap saraf, otot dan jaringan.
Mulai Dari Memberi Makan Bayi dengan Benar. Pentingnya men-didik anak-anak untuk memiliki kebiasaan makan yang benar tidak bisa terlalu dilebih-lebihkan. Anak-anak kecil perlu belajar bahwa mereka makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan. Pendidikan ini harus dimulai di dalam diri seorang bayi di pangkuan ibunya. Seorang anak harus diberi makan hanya pada jarak waktu yang teratur, dan apabila anak itu makin besar makanan itu harus lebih jarang diberikan. Kepadanya jangan diberikan gula, atau makanan bagi orang yang lebih dewasa, yang belum sanggup dicernanya. Ketelitian dan keteraturan dalam memberi makan bayi bukan hanya akan meningkatkan kesehatan, dan dengan demikian cenderung untuk menjadikan mereka pendiam dan mempunyai sifat-sifat yang manis, tetapi juga akan meletakkan dasar kebiasaan-kebiasaan yang akan menjadi suatu berkat kepada mereka pada tahun-tahun mendatang dalam hidup mereka.
Didiklah Cita Rasa dan Selera Makan. Apabila anak-anak meninggalkan masa bayi mereka, perhatian yang besar harus tetap diberikan dalam mendidik cita rasa dan selera makan mereka. Sering mereka dibiarkan memakan apa yang mereka pilih dan kapan saja mereka mau, tanpa memikirkan tentang kesehatan. Jerih payah dan uang yang sering diboroskan untuk makanan yang tidak menyehatkan menuntun orang muda untuk berpikir bahwa tujuan yang tertinggi dalam hidup, dan bahwa yang dapat memberikan kebahagiaan yang terbesar, adalah kesanggupan untuk memanjakan selera makan mereka. Akibat pendidikan seperti ini adalah kegelojohan, kemudian menyusul kesakitan…. Para orangtua harus mendidik selera makan anak-anak mereka dan jangan mengizinkan digunakannya makanan-makanan yang tidak menyehatkan.
Kuasa Rohani, Pikiran dan Jasmani Dipengaruhi Oleh Makanan. Para ibu yang memanjakan keinginan anak-anak mereka dengan mengorbankan kesehatan dan sifat-sifat yang menggembirakan, sedang menaburkan benih-benih yang jahat yang akan bersemi dan menghasilkan buah. Pemanjaan diri akan bertumbuh bersama dengan pertumbuhan anak-anak kecil itu, dan baik kekuatan pikiran dan juga jasmani dikorbankan. Para ibu yang melakukan pekerjaan ini akan menuai dengan perasaan getir benih-benih yang telah mereka taburkan itu. Mereka menyaksikan anak-anak mereka bertumbuh dengan keadaan yang tidak sanggup baik dalam pikiran dan tabiat untuk melaksanakan satu bagian yang agung dan berman-faat di dalam masyarakat atau di dalam rumah tangga. Kuasa rohani sebagaimana halnya kuasa pikiran dan jasmani menderita di bawah pengaruh makanan yang tidak menyehatkan. Hati nurani dilumpuhkan, dan kepekaan terhadap kesan-kesan yang baik dirusakkan.
Pilihlah Makanan yang Terbaik. Supaya dapat mengetahui apa makanan yang terbaik itu, kita harus mempelajari rencana Allah yang semula dalam hal makanan manusia. Ia yang telah menciptakan manusia dan yang mengerti kebutuhannya telah menetapkan makanan bagi Adam…. Biji-bijian, buah-buahan, kacang-kacangan dan sayur-sayuran merupakan makanan yang telah dipilih bagi kita oleh Khalik kita.
Hidangkan Semuanya Itu dengan Cara yang Sederhana dan Membangkitkan Selera. Allah telah melengkapi manusia dengan bahan makanan berkelimpahan untuk memuaskan selera makan yang tidak dirusakkan. Ia telah menyediakan di hadapannya hasil-hasil bumi—beraneka ragam makanan yang berkelimpahan yang lezat menurut selera dan memberikan gizi kepada sistem dalam tubuh. Untuk semuanya ini Allah yang dermawan itu mengatakan bahwa kita bisa memakannya dengan bebas. Buah-buahan, biji-bijian, sayur-sa-yuran, yang disajikan dengan cara yang sederhana, bebas dari rempah-rempah dan lemak dalam segala jenisnya, dicampur dengan susu atau rum, merupakan makanan yang paling menyehatkan. Semuanya itu memberikan makanan kepada tubuh dan memberikan kuasa untuk bertahan dan kesegaran pikiran yang tidak dihasilkan oleh makanan yang merangsang.
Selera Bukanlah Satu Penuntun yang Aman. Makanan-makanan harus dipilih yang akan menyediakan dengan cara yang terbaik unsur-unsur yang dibutuhkan untuk membangun tubuh. Di dalam pemilihan seperti ini selera makan bukanlah penuntun yang aman. Melalui kebiasaan makan yang salah, selera makan telah dirusak. Sering selera meminta makanan yang merusak kesehatan dan menyebabkan kelemahan gantinya kekuatan…. Penyakit dan penderitaan yang merajalela di mana-mana sebagian besar disebabkan oleh karena kesalahan-kesalahan yang umum yang berkaitan dengan makanan.
Anak-anak yang Mengikuti Satu Selera Makan yang Tidak Dilatih. Sementara berada di atas sebuah kereta, saya mendengar orangtua mengatakan bahwa selera anak-anak mereka tidak baik, dan kecuali kepada mereka diberikan daging dan kue, mereka tidak bisa makan. Bilamana sedang makan siang, saya memperhatikan mutu makanan diberikan kepada anak-anak ini. Makanan mereka terdiri dari roti yang terbuat dari gandum yang baik, sepotong daging babi yang dilapisi dengan merica hitam, acar yang dicampur dengan rempah-rempah, kue dan buah manisan. Wajah mereka yang pucat-pasi jelas menunjukkan penyalahgunaan yang sedang diderita oleh perut. Dua dari antara anak-anak ini memperhatikan anak-anak dari keluarga lain sedang makan keju bersama dengan makanan mereka, dan mereka pun kehilangan selera terhadap apa yang ada di hadapan mereka sampai ibu mereka yang suka memanjakan itu meminta sepotong keju untuk diberikan kepada anak-anaknya itu, merasa takut bahwa anak-anak yang tercinta itu tidak akan memakan makanan mereka itu. Ibu itu berkata, “Anak-anak saya suka sekali ini atau itu, dan saya membiarkan apa yang mereka ingini; oleh karena selera makan mereka menghendaki jenis makanan yang diperlukan oleh sistem dalam tubuh.”
Hal ini mungkin benar bilamana selera makan itu belum pernah dirusak. Ada selera makan yang wajar dan ada selera makan yang sudah rusak. Orangtua yang mengajar anak-anak mereka untuk memakan makanan yang tidak menyehatkan dan merangsang seumur hidup mereka—sampai cita rasa mereka dirusak, dan mereka me-nginginkan kopi yang gosong, teh, kayu manis, cengkeh dan rempah-rempah—tidak bisa mengatakan bahwa selera makan memerlukan apa yang diperlukan oleh sistem dalam tubuh. Selera makan telah dididik dengan salah, sehingga itu telah dirusak. Organ-organ perut yang lembut itu telah dirangsang dan dibakar, sehingga semuanya itu telah kehilangan kepekaan mereka. Bagi mereka makanan yang sederhana dan sehat itu nampaknya hambar. Perut yang sudah dirusak tidak akan melaksanakan tugas yang ada padanya, kecuali didorong oleh bahan-bahan makanan yang paling merangsang.
Jikalau anak-anak ini telah dididik sejak masa bayi mereka untuk memakan hanya makanan yang sehat saja, yang disediakan dengan cara yang sederhana sekali, sambil mempertahankan zat-zat alamnya sebanyak-banyaknya dan menjauhkan daging, lemak dan segala macam rempah-rempah, maka cita rasa dan selera makan tidak akan dirusak. Di dalam keadaannya yang wajar, itu dapat menunjukkan, sedemikian jauh, makanan yang amat sesuai dengan kebutuhan sistem yang ada di dalam tubuh.
Bagaimana dengan Makanan Daging? Kita tidak membuat garis yang tepat untuk diikuti dalam hal makanan; tetapi kita memang berpendapat bahwa di tempat-tempat di mana buah-buahan, biji-bijian dan kacang-kacangan berkelimpahan, daging bukanlah makanan yang benar untuk umat Allah. Kepada saya telah ditunjukkan bahwa daging mempunyai kecenderungan untuk menjadikan keadaan diri kita seperti hewan, meniadakan dari diri manusia kasih dan simpati yang harus mereka miliki terhadap orang lain, dan memberikan kepada kuasa hawa nafsu untuk mengendalikan kesanggupan-kesanggupan yang lebih luhur dalam diri kita. Jikalau memakan daging itu pernah menyehatkan, sekarang ini hal itu tidak menyehatkan.
Alasan-alasan Supaya Meninggalkan Makanan Daging. Mereka yang memakan daging tidak lain sedang memakan biji-bijian dan sayur-sayuran bekas, oleh karena hewan itu menerima dari semuanya ini makanan yang menyebabkan pertumbuhan. Hidup yang terdapat dalam biji-bijian dan sayur-sayuran itu diteruskan kepada yang memakannya. Kita menerimanya dengan memakan daging binatang. Betapa lebih baiknya untuk memperoleh hal itu secara langsung, dengan memakan makanan yang disediakan Allah untuk kita gunakan! Daging tidak pernah merupakan makanan yang terbaik, tetapi sekarang ini penggunaannya dua kali lipat lebih buruk, oleh karena penyakit di dalam tubuh binatang sedang bertambah dengan cepatnya. Mereka yang menggunakan daging sebagai makanan sedikit saja mengetahui apa yang sedang mereka makan itu. Sering bilamana mereka dapat melihat binatang-binatang pada waktu masih hidup dan mengetahui mutu daging yang mereka makan itu, mereka akan berpaling dari padanya dengan rasa muak. Orang banyak terus-menerus memakan daging yang dipenuhi oleh kuman-kuman penyakit paru-paru dan kanker. Penyakit paru-paru, kanker dan penyakit-penyakit berbahaya lainnya dengan cara demikian telah dijangkitkan.
Akibat-akibatnya Tidak Diketahui dengan Segera. Akibat-akibat dari makan daging boleh jadi tidak bisa dilihat dengan segera, tetapi ini tidak menjadi bukti bahwa itu tidak berbahaya. Sedikit saja orang yang diyakinkan bahwa daging yang telah mereka makan, itulah yang telah meracuni darah mereka dan menyebabkan penderitaan mereka. Banyak orang yang mati oleh karena penyakit-penyakit yang seluruhnya diakibatkan oleh memakan daging, sementara penyebab yang sebe-narnya ini tidak disangka, oleh diri mereka sendiri atau oleh orang lain.
Kembali kepada Makanan Semula yang Menyehatkan. Bukankah waktunya sudah tiba bahwa semua orang harus bertujuan meninggalkan makanan daging itu? Bagaimanakah mereka yang berusaha supaya menjadi suci, bersih dan kudus, agar mereka bisa menikmati per-sahabatan dengan malaikat-malaikat surga, terus-mene-rus menggunakan sebagai makanan sesuatu yang mempunyai akibat yang demikian berbahayanya kepada jiwa dan tubuh? Bagaimanakah mereka bisa mengambil nyawa makhluk-makhluk Allah agar mereka bisa mema-kan dagingnya sebagai suatu kemewahan? Gantinya, demikian, biarlah mereka kembali kepada makanan yang menyehatkan dan lezat yang diberikan kepada manusia pada permulaan dunia ini.
Hidup Mereka yang Sedang Menung-gu-nunggu Kedatangan Tuhan. Di antara mereka yang sedang menunggu-nunggu kedatangan Tuhan, memakan daging pada akhirnya harus ditinggalkan; daging tidak lagi akan menjadi sebagian dari makanan mereka. Kita harus senantiasa mengingat tujuan ini di dalam ingatan kita dan berusaha supaya dengan tetap menuju kepada hal itu. Saya tidak dapat memikirkan bahwa di dalam kebiasaan makan daging kita selaras dengan terang yang dengan senang hati telah diberikan Allah kepada kita.
Kembali kepada Rencana Allah. Berulang-ulang kepada saya ditunjukkan bahwa Allah sedang membawa umat-Nya kembali kepada rencana-Nya yang semula, yaitu supaya jangan bergantung kepada daging binatang yang sudah mati. Ia menghendaki agar kita mengajarkan kepada orang lain jalan yang lebih baik…. Jikalau daging disingkirkan, jikalau selera tidak dididik ke arah itu, jikalau kesukaan terhadap buah-buahan dan biji-bijian dikembangkan, maka itu dengan segera akan menjadi seperti apa yang direncanakan Allah pada mulanya. Tidak ada daging yang akan digunakan umat-Nya.
Petunjuk Sehubungan dengan Satu Perubahan dalam Makanan. Adalah suatu kesalahan untuk beranggapan bahwa kekuatan otot bergantung atas penggunaan makanan yang berasal dari hewan. Kebutuhan sistem dalam tubuh dapat dipenuhi dengan lebih baik, dan kesehatan yang lebih baik lagi dapat dinikmati tanpa penggunaannya. Biji-bijian, buah-buahan, kacang-kacangan, sayur-sayuran, mengandung segala zat-zat makanan yang perlu untuk membuat darah yang baik. Unsur-unsur ini tidak demikian baiknya atau dipenuhi dengan demikian cukupnya oleh makanan daging. Sekiranya penggunaan daging perlu untuk kesehatan dan kekuatan, maka makanan yang berasal dari hewan akan dimasukkan dalam makanan yang telah ditetapkan untuk manusia pada awal kejadian dunia ini.
Bilamana penggunaan daging tidak diteruskan, sering terasa adanya perasaan lemah, satu perasaan kurang semangatnya. Banyak orang yang menyebutkan hal ini sebagai bukti bahwa daging itu perlu; tetapi hal ini disebabkan oleh karena golongan makanan ini bersifat merangsang, oleh karena semuanya itu merangsang darah dan saraf, maka bilamana itu ditinggalkan terasa sekali akibatnya. Beberapa orang akan mendapati sama sukarnya untuk meninggalkan daging seperti pemabuk meninggalkan cawan minuman kerasnya, tetapi mereka akan menjadi lebih baik dengan adanya perubahan itu.
Bilamana makanan daging ditinggalkan, tempatnya harus diganti dengan berbagai jenis biji-bijian, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan, yang akan memberikan gizi dan membangkitkan selera. Hal ini terutama sekali perlu dalam masalah mereka yang lemah atau orang-orang yang letih oleh karena kerja yang terus-menerus.
Makanan Pengganti yang Disediakan dengan Baik akan Menolong. Bilamana daging tidak dijadikan sebagai bahan makanan yang utama maka memasak dengan baik merupakan satu tuntutan yang perlu. Sesuatu harus disediakan sebagai pengganti daging, dan ma-kanan-makanan pengganti daging ini harus disediakan dengan baik, agar daging tidak diingini.
Saya mengenal keluarga-keluarga yang telah mengadakan perubahan dari makanan daging kepada makanan yang tidak memadai. Makanan mereka disediakan dengan cara yang amat tidak baik sehingga perut pun merasa muak terhadap makanan itu, dan orang-orang itu telah mengatakan kepada saya bahwa pembaruan dalam kesehatan tidak cocok bagi mereka; bahwa mereka mengalami kemerosotan dalam kekuatan jasmani. Ini adalah satu sebab mengapa beberapa orang tidak berhasil dalam usaha mereka untuk menyederhanakan makanan mereka. Mereka menyediakan makanan yang sangat kurang sekali. Makanan disediakan tanpa usaha, dan makanan yang sama terus-menerus disajikan.
Jangan disajikan banyak macam makanan untuk sekali makan, tetapi untuk setiap kali makan janganlah disajikan jenis makanan yang sama tanpa ada selang-seling. Makanan harus disediakan dengan cara yang sederhana, tetapi menarik, sehingga akan menimbulkan selera makan.
Mengalahkan Selera Makan yang Tidak Wajar. Orang-orang yang telah membiasakan diri mereka dengan makanan yang mewah dan sangat merangsang mempunyai satu selera makan yang tidak wajar, dan mereka tidak bisa dengan cara sekaligus untuk menyukai makanan yang biasa dan sederhana. Akan mengambil waktu bagi cita rasa untuk menjadi biasa kembali, dan bagi perut untuk menjadi pulih kembali dari penyalahgunaan yang telah dideritanya. Tetapi mereka yang tetap bertahan dalam penggunaan makanan yang menyehatkan akan mendapati bahwa makanan itu enak, setelah jangka waktu tertentu. Aromanya yang lezat dan harum itu akan dihargai, dan makanan itu akan dimakan dengan kesukaan yang lebih besar dari kesukaan yang diperoleh dari makanan yang tidak menyehatkan. Dan perut, dalam satu keadaan yang sehat, yang tidak dirangsang atau terlalu dibebani, akan dapat melaksanakan tugasnya dengan cepat.
Cara Makan yang Sehat Bukanlah Satu Pengorbanan. Sementara anak-anak harus diajar untuk mengendalikan selera makan, dan untuk makan dengan tujuan untuk menjadi sehat, biarlah dijelaskan kepada mereka bahwa mereka sedang menyangkal diri mereka hanya dalam hal-hal yang akan merusak diri mereka. Mereka meninggalkan perkara-perkara yang membahayakan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik. Biarlah penyajian makanan diadakan dengan cara yang menarik dan membangkitkan selera sementara itu dilengkapi dengan makanan-makanan yang baik yang telah dikaruniakan Allah dengan limpahnya.
Pertimbangkan Musim, Iklim dan Pekerjaan. Tidak semua makanan yang sehat itu sama cocoknya untuk kebutuhan kita di dalam segala keadaan. Perhatian harus diberikan dalam memilih makanan. Makanan kita harus disesuaikan dengan musim, dengan iklim di mana kita hidup dengan pekerjaan yang kita lakukan. Beberapa jenis makanan yang cocok untuk digunakan pada satu musim atau pada satu iklim tidak cocok untuk musim yang lain. Dengan demikian ada perbedaan jenis makanan yang paling cocok bagi orang-orang dalam berbagai macam pekerjaan. Sering makanan yang dapat digunakan dengan cara yang menguntungkan oleh mereka yang mempunyai pekerjaan fisik yang berat tidak cocok kepada orang-orang yang pekerjaannya memerlukan banyak duduk atau memerlukan pemikiran yang dalam. Allah telah memberikan kepada kita satu variasi makanan yang sehat dalam jumlah yang cukup, dan setiap orang harus memilih bahan-bahan makanan yang telah dibuktikan oleh pengalaman dan pertimbangan yang baik sebagai makanan yang sesuai dengan kebutuhannya sendiri.
Sediakan Makanan dengan Bijaksana dan Keahlian. Adalah salah untuk sekadar memuaskan selera makan, tetapi tidak boleh ada sikap acuh tak acuh dinyatakan sehubungan dengan mutu makanan atau cara menyajikannya. Jikalau makanan yang dimakan tidak dinikmati, maka tubuh tidak akan memperoleh gizi dengan sebaik-baiknya. Makanan harus dipilih dengan hati-hati sekali dan disediakan dengan bijaksana dan dengan terampil.
“Kami Bisa Makan Apa Saja. ” Di banyak keluarga persediaan yang amat banyak diadakan bagi tamu. Berbagai makanan disajikan di atas meja. Makanan ini membangkitkan selera kepada orang-orang yang tidak biasa dengan berbagai makanan yang mewah itu….
Saya mengetahui apa yang dilakukan oleh beberapa orang yang menyajikan makanan yang berlebih-lebihan bagi para tamu itu. Di dalam keluarga mereka sendiri mereka tidak teratur. Makanan disediakan sesuai dengan apa yang paling tidak merepotkan istri dan ibu itu. Kebahagiaan suami dan anak-anak tidak dipelajari. Sekalipun satu pertunjukan seperti itu diadakan untuk para tamu, segala sesuatu dianggap cukup baik bagi “kami saja.” Sebuah meja yang didekatkan ke dinding, suatu hidangan yang dingin diletakkan di atasnya, tanpa usaha untuk menjadikannya menarik sangat sering terlihat. “Hanya untuk kami,” kata mereka. “Kami bisa makan apa saja.”
Jadikan Jam Makan Sebagai Satu Pertemuan Sosial yang Menyenangkan. Jam makan haruslah menjadi satu waktu untuk pertemuan ramah tamah yang menyegarkan. Segala sesuatu yang menjadi beban atau yang dapat menimbulkan kemarahan harus dijauhkan. Biarlah kepercayaan, kebaikan hati dan rasa syukur kepada Dia yang memberikan segala sesuatu yang baik itu memenuhi hati, dan percakapan pun akan menyenangkan, merupakan satu jalan pemikiran yang akan dapat mengangkat tinggi tanpa meletihkan.
Meja makan bukanlah satu tempat di mana pemberontakan harus dikembangkan di dalam diri anak-anak oleh tindakan yang tidak masuk akal yang dilakukan oleh orangtua. Segenap keluarga harus makan dengan hati yang senang, dengan rasa syukur, sambil mengingat bahwa mereka yang mengasihi dan taat kepada Allah akan mengambil bagian dalam perjamuan kawin Anak Domba di dalam kerajaan Allah, Yesus sendiri akan melayani mereka.
Keteraturan dalam Makan. Ketidakteraturan dalam hal makan merusak kesehatan alat-alat pencernaan, sehingga akan mengakibatkan rusaknya kesehatan dan kegembiraan.
Dalam keadaan apa pun juga janganlah jadikan jam makan itu tidak teratur. Jikalau makan siang diadakan satu atau dua jam sebelum waktu yang biasa, maka perut belum sedia menerima beban yang baru oleh karena perut belum mencerna makanan yang dimakan pada jam makan sebelumnya dan tidak mempunyai tenaga untuk pekerjaan baru ini. Dengan demikian sistem ini pun telah mendapat beban yang lebih berat.
Jangan juga jam makan diperlambat satu atau dua jam, untuk disesuaikan dengan keadaan, atau agar sejumlah pekerjaan tertentu bisa diselesaikan. Perut memerlukan makanan pada jam di mana ia biasa menerimanya. Jikalau waktu itu ditunda, maka tenaga sistem itu berkurang dan akhirnya tiba kepada taraf yang demikian rendahnya sehingga selera makan sama sekali hilang. Jikalau pada saat ini makanan dimakan, maka perut itu tidak sanggup untuk mencernanya dengan sepatutnya. Makanan tidak bisa diubah, menjadi darah yang baik. Jikalau semua orang mau makan pada jam yang teratur, tanpa memakan apa-apa di antara jam makan, maka mereka akan bersedia untuk makan pada jamnya dan akan mendapati satu kesukaan pada waktu makan yang akan memberikan pahala kepada mereka atas usaha mereka itu.
Ajar Anak-anak Kapan, Bagaimana dan Apa yang Harus Dimakan. Anak-anak pada umumnya tidak diajar soal yang sangat penting tentang kapan, bagaimana, dan apa yang mereka harus makan. Mereka dibiarkan untuk memanjakan selera makan mereka dengan bebas, untuk makan setiap saat, untuk mengambil buah bilamana itu menggoda mata mereka; dan ini, dengan kue, roti dan mentega, dan gula-gula yang dimakan hampir terus-menerus, menjadikan mereka menjadi orang-orang yang suka makan dan terganggu alat pencernaannya. Alat-alat pencernaan, seperti sebuah alat penggilingan yang terus- menerus bekerja, menjadi lemah, tenaga hidupnya diminta dari otak untuk membantu perut dalam pekerjaannya yang berlebih-lebihan, dan dengan demikian kuasa pikiran pun dilemahkan. Rangsangan yang tidak wajar dan pemborosan tenaga hidup menjadikan mereka gugup, tidak sabar terhadap pengendalian, keras hati dan mudah marah. Di luar penglihatan orangtuanya mereka sukar untuk dapat dipercaya. Di dalam banyak masalah kuasa akhlak tampaknya telah dilumpuhkan, dan adalah sukar untuk membangunkan mereka kepada satu kepekaan terhadap keadaan yang memalukan dan keadaan yang kejinya dosa; mereka mudah tergelincir kepada kebiasaan berbohong, menipu dan sering dengan terang-terangan berdusta.
Orangtua menyesali adanya hal-hal itu di dalam diri anak-anak mereka, tetapi tidak menyadari bahwa adalah cara pengaturan mereka yang tidak baik yang telah mengakibatkan kejahatan-kejahatan itu. Mereka tidak menyadari perlunya mengekang selera makan dan nafsu anak-anak mereka, dan semuanya itu telah bertumbuh dan dikuatkan
dengan bertambahnya usia mereka. Para ibu menyediakan dengan tangannya sendiri dan menempatkan di hadapan anak-anak mereka makanan yang mempunyai kecenderungan untuk menyakiti mereka secara jasmani dan pikiran.
Jangan Sekali-kali Makan di Antara Jam Makan. Perut harus memperoleh perhatian yang teliti. Perut tidak boleh dibiarkan bekerja terus-menerus. Berikanlah ketenangan, perhentian dan istirahat kepada alat yang disalahgunakan dan banyak dirusak ini…. Setelah makan pada jam makan yang biasa, perut harus diberi waktu untuk istirahat selama lima jam. Jangan sedikit pun makanan dimasukkan ke dalam perut sampai jam makan yang berikutnya. Selama waktu ini perut akan melaksanakan pekerjaannya dan sesudah itu akan berada kembali dalam keadaan siap untuk menerima makanan lagi.
Para ibu berbuat kesalahan yang besar dalam membiarkan mereka (anak-anak mereka) makan di antara jam makan. Perut akan dirusak oleh kebiasaan ini, dan dasar diletakkan untuk penderitaan di masa mendatang. Persungutan mereka boleh jadi telah diakibatkan oleh makanan yang tidak menyehatkan, yang belum dicerna; tetapi ibu merasa bahwa ia tidak dapat mengambil waktu untuk bertukar pikiran sehubungan dengan hal ini dan memperbaiki cara pengaturannya yang membahayakan itu. Ia juga tidak dapat meredakan kecemasan mereka yang disertai sikap tidak sabar itu. Ia memberikan kepada anak-anak kecil yang sedang menderita ini sepotong kue atau makanan lainnya untuk mendiamkan mereka, tetapi hal ini hanyalah menambahkan kejahatan itu….
Para ibu sering bersungut-sungut oleh karena kesehatan anak-anak mereka yang terganggu, dan meminta nasihat dari dokter; di mana sebenarnya, sekiranya mereka mau menggunakan sedikit pertimbangan yang wajar, mereka akan dapat melihat bahwa persoalan itu disebabkan oleh adanya kesalahan dalam hal makanan.
ldquo;Makan makanan ringan” Pada Waktu Malam Hari adalah Satu Kebiasaan yang Merusak. Kebiasaan yang sangat merusak lainnya adalah makan-makan sesaat sebelum tidur. Makan yang biasa boleh jadi sudah dilakukan; tetapi oleh karena terasa adanya satu perasaan lemah, maka dimakanlah makanan tambahan. Oleh pemanjaan perbuatan yang salah ini menjadi satu kebiasaan dan sering menjadi demikian kuatnya sehingga dianggap tidak mungkin untuk tidur tanpa makanan. Sebagai satu akibat dari makan malam yang diadakan pada larut malam, maka proses pencernaan berlangsung terus selama jam-jam tidur. Tetapi sekalipun perut terus-menerus bekerja, pekerjaannya tidaklah dilaksanakan dengan sepatutnya. Tidurnya selalu terganggu oleh mimpi-mimpi yang tidak menyenangkan, dan pada waktu pagi orang itu bangun dalam keadaan yang tidak segar dan dengan sedikit selera untuk makan pagi. Bilamana kita berbaring untuk istirahat, perut harus sudah melakukan pekerjaannya, supaya perut itu, sebagaimana organ-organ tubuh lainnya, bisa menikmati istirahat. Bagi orang-orang yang pekerjaannya memerlukan banyak duduk kebiasaan makan pada waktu hari sudah malam ini terutama sekali amat berbahaya. Bagi mereka ini gangguan yang ditimbulkan sering merupakan awal dari penyakit yang berakhir dengan kematian.
Seorang Ibu Dinasihati Bahwa Makan Pagi adalah Penting. Anakmu mempunyai pembawaan yang suka gugup, dan makanannya harus dijaga dengan hati-hati. Ia tidak boleh dibiarkan memilih makanan yang akan memuaskan selera tanpa memberikan gizi yang sepatutnya…. Jangan sekali-kali biarkan dia meninggalkan rumah dan pergi ke sekolah tanpa lebih dahulu makan pagi. Dalam hal ini janganlah menyerahkan segala sesuatunya kepada kecenderunganmu. Serahkan dirimu seluruhnya di bawah pengendalian Allah, dan Ia akan menolong engkau untuk menyelaraskan segala keinginanmu dengan tuntutan-tuntutan-Nya.
Sudah menjadi kebiasaan dan cara hidup masyarakat untuk makan pagi dalam jumlah yang sedikit saja. Tetapi ini bukanlah cara yang terbaik untuk memperlakukan perut. Pada jam makan pagi perut berada dalam satu keadaan yang lebih baik untuk mencerna lebih banyak makanan daripada jam makan yang kedua atau yang ketiga dalam satu hari. Kebiasaan makan pagi sedikit dan makan sore yang banyak adalah salah. Jadikan makan pagimu itu makan yang paling banyak dalam satu hari.
Sediakan Makanan yang Terbaik dengan Berkelimpahan. Anak-anak dan orang muda jangan sampai kekurangan makan sedikit pun; mereka harus memperoleh banyak makanan yang sehat, tetapi hal ini tidaklah berarti bahwa adalah baik untuk menyediakan di hadapan mereka kue-kue yang mewah. Mereka harus mengadakan gerak badan yang paling baik dan memperoleh makanan yang paling baik, oleh karena semuanya ini memberikan satu pengaruh yang penting terhadap keadaan kesanggupan pikiran dan akhlak. Makanan yang baik dan menyehatkan akan merupakan salah satu cara oleh mana pencernaan yang sehat akan dapat dipertahankan.
Makanlah Makanan yang Sehat ini Secukupnya Saja. Sering orangtua berbuat satu kesalahan dengan cara memberikan terlalu banyak makanan kepada anak-anak mereka. Anak-anak yang diperlakukan dengan cara seperti ini akan bertumbuh menjadi orang-orang yang terganggu pencernaannya. Penggunaan dengan secukupnya saja akan makanan yang baik sekalipun adalah satu hal yang perlu. Orangtua, sajikanlah di hadapan anak-anakmu jumlah makanan yang harus mereka makan. Jangan biarkan mereka untuk memilih berapa banyak makanan yang mereka mau makan menurut dorongan perasaan mereka…. Orangtua, kecuali hal ini diperhatikan, anak-anakmu akan mempunyai pandangan yang kabur. Mereka mungkin bersekolah, tetapi mereka tidak akan dapat belajar sebagaimana harusnya; oleh karena kekuatan yang seharusnya pergi ke otak telah digunakan untuk mengurus makanan yang lebih yang membebani perut. Orangtua perlu dididik untuk menyadari bahwa terlalu banyak makanan yang diberikan kepada anak-anak akan menjadikan mereka lemah gantinya memiliki kesehatan yang baik.
Orangtua, Bukan Anak yang Memerintah dalam Hal Ini. Ajar mereka untuk menahan selera makan, dan ajarlah mereka bersyukur atas makanan yang baik dan sederhana yang telah diberikan Allah kepada mereka. Bukanlah selayaknya engkau membiarkan mereka memerintah engkau tentang apa yang harus mereka makan, tetapi engkau yang harus memberitahukan apa yang terbaik bagi mereka. Adalah satu dosa bagimu untuk membiarkan anak-anakmu bersungut-sungut terhadap makanan yang baik dan menyehatkan, hanya oleh karena makanan itu tidak sesuai dengan selera makan mereka yang sudah rusak itu. Jangan biarkan anak-anak memperoleh kesan bahwa, oleh karena dia adalah anakmu, maka ia harus dibiarkan dan diizinkan memilih dan mengikuti jalannya sendiri. Ia tidak boleh diizinkan memilih bahan-bahan makanan yang tidak baik baginya hanya oleh karena mereka menyukainya. Pengalaman orangtua harus mempunyai satu kuasa yang mengendalikan di dalam hidup seorang anak.
Hormati Kesukaan Seorang Anak, Jikalau Itu Masuk di Akal. Tergantung kepada kita secara pribadi untuk menentukan apakah hidup kita ini akan dikendalikan oleh pikiran atau oleh tubuh. Orang muda harus mengadakan pilihan yang akan membentuk hidupnya, masing-masing bagi dirinya sendiri, dan segala usaha harus dikerahkan agar ia dapat memahami segala kuasa yang harus dihadapinya, dan pengaruh-pengaruh yang akan membentuk tabiat dan nasib.
Di dalam pendidikan anak-anak dan orang muda mereka harus diajar bahwa kebiasaan makan, minum dan berpakaian yang telah dibentuk sesuai dengan ukuran duniawi tidaklah selaras dengan undang-undang kesehatan dan kehidupan, dan harus dikendalikan oleh pertimbangan dan pikiran. Kuasa selera makan dan kekuatan kebiasaan tidak boleh dibiarkan untuk mengatasi perintah pertimbangan pikiran. Agar dapat mencapai tujuan ini, anak muda harus mempunyai tujuan dan motivasi yang lebih tinggi daripada sekadar pemuasan seperti hewan dalam makan dan minum.
Akibat-akibat yang Sangat Luas dari Selera Makan yang Rusak. Beberapa orang tidak merasa yakin akan perlunya makan dan minum bagi kehormatan Allah. Pemanjaan selera makan mempengaruhi mereka di dalam segala hubungan hidup ini. Hal itu terlihat di dalam keluarga, di dalam jemaat, di dalam kumpulan doa, dan di dalam tindak tanduk anak-anak mereka. Itu merupakan kutuk dalam hidup mereka. Hal itu menghalangi mereka untuk dapat memahami kebenaran-kebenaran untuk zaman akhir ini.
Hidup yang Sehat, Satu Kewajiban Pribadi. Apa yang kita makan dan minum mempunyai satu pengaruh yang penting terhadap hidup dan tabiat kita, dan umat-umat Tuhan harus menyelaraskan kebiasaan makan dan minum mereka kepada hukum-hukum alam. Kita harus merasakan tanggung jawab kita kepada Allah di dalam segala perkara ini. Penurutan kepada undang-undang kesehatan harus dijadikan sebagai satu bahan untuk dipelajari dengan sungguh-sungguh, oleh karena kebodohan yang disengaja dalam hal ini adalah dosa. Masing-masing harus merasakan adanya tanggung jawab pribadi untuk melaksanakan undang-undang hidup yang sehat.